Sabtu (26/06), civitas akademika INAIFAS kedatangan tamu istimewa. Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi, Dr (HC). H. Abdul Halim Iskandar berkenan memberikan pengarahan kepada para mahasiswa Institut Agama Islam al-Falah Assunniyyah (INAIFAS). Kedatangan Gus Halim, sapaan akrabnya, ini untuk memenuhi janjinya yang tertunda. Setahun silam, Gus Halim sudah menjadwalkan memberikan sambutan dan pembekalan bagi para peserta PKM-BR. Namun karena mendadak ada rapat kabinet, Gus Halim belum bisa melaksanakannya, dan berjanji tahun depan bisa memenuhinya. Syukurlah, kemarin janji itu dipenuhi.
Gus Halim memberikan motivasi kepada para peserta program Kuliah Kerja Nyata (KKN), yang di kampus tercinta ini dikemas melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Riset (PKM-BR). Acara yang digelar siang hari ini dikemas secara terbatas dengan menaati protokol kesehatan.
Menurut menteri kelahiran Jombang ini, jika nantinya terjun menjadi peserta PKM-BR, maka setiap mahasiswa harus melihat masalah sekaligus potensi desa tersebut. Tujuannya, agar desa memiliki daya guna dan kemandirian. Memetakan masalah yang ada, menawarkan solusi, sekaligus mengangkat potensi yang ada.
Gus Halim menyoroti peranan kaum muda dalam memajukan potensi desa. “Kita cek fakta sejarah, Kiai Hasyim Asy’ari usianya belum genap 30 tahun saat merintis sebuah pesantren. Hebatnya, desa yang sebelumnya minim sentuhan agama, di tangannya bisa berkembang dan menjadi salah satu pusat pendidikan Islam hingga hari ini,” katanya.
Hal ini menandakan, tidak perlu menunggu usia tua untuk memberikan dampak pengembangan potensi desa. Kiai Hasyim, menurutnya, mengubah masalah menjadi potensi. Tebuireng saat itu menjadi sentra kemaksiatan dan ketimpangan ekonomi, namun di tangan Kiai Hasyim masalah tersebut diubah menjadi anugerah.
Program PKM-BR dengan tema “Akselerasi dan Kolaborasi Menuju Masyarakat Desa yang Berdaya dan Mandiri” ini merupakan salah satu strategi INAIFAS dalam mengangkat potensi desa. Sebab, mayoritas para mahasiswa berasal dari pedesaan di wilayah Jember. Di harapkan, dari situ, mahasiswa bisa berkontribusi dalam memajukan wilayahnya.
Rijal Mumazziq Z, Rektor INAIFAS, berharap apabila kedatangan Gus Halim, selain memberikan arahan dan motivasii kepada para peserta, juga bisa mendukung Program Dai Mahasiswa INAIFAS yang sudah dirintis sejak Januari silam. Dalam program ini, mahasiswa INAIFAS dikirim sebagai dai ke kawasan luar Jawa, khususnya di pedalaman selama satu tahun. “Kita berharap apabila program ini bisa didukung oleh Gus Halim,” tutur Rijal.
Kedatangan Gus Halim ini juga didampingi oleh Thoriqul Haq, Bupati Lumajang. Cak Thoriq, sapaan akrabnya, juga diminta memberikan motivasi. Dirinya menekankan, mahasiswa tidak perlu repot dan pusing memikirkan kelak menjadi siapa. “Yang penting, tekun belajar dan fokus pada pengembangan potensi diri.” katanya disambut tepuk tangan peserta.
Dirinya mencontohkan perjalanan hidupnya. Mondok di Denanyar Jombang, lantas melanjutkan ke Malang, kemudian kuliah di Surabaya, lantas melanjutkan pendidikan pascasarjana di Malaysia, dan kemudian masuk dunia politik hingga terpilih menjadi bupati Lumajang. “Saat menjadi anggota DPRD Jatim, saya diminta oleh Gus Halim duduk di Komisi C. Tugasnya di bidang keuangan dan perbankan, perpajakan, dan kas daerah. Saya pusing, tentu saja, karena tidak pernah belajar soal ini sebelumnya. Tapi saya akhirnya memperbanyak membaca buku tentang topik ini, juga berdikusi dengan orang yang lebih paham. Akhirnya saya bisa. Artinya, dalam menghadapi hal-hal baru, harus fokus. Nanti pasti bisa,” lanjutnya.Setelah menghadiri acara ini, Gus Halim dan Cak Thoriq, yang juga didampingi oleh Ketua PCNU Kencong, KH. Zainil Ghulam, dan Ketua PC GP Ansor Jember, Ayub Junaidi, berkunjung ke kediaman pengasuh PP. Assunniyyah, KH. A. Sadid Jauhari dan KH. Ghonim Jauhari. (rmz)