Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyyah (Inaifas) Kencong, Jember sebentar lagi akan berubah bentuk menjadi Universitas Islam Al-Falah As-Sunniyyah (Unaifas). Hal itu ditandai dengan Asesmen Lapangan (AL) oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.
Sumber: Kemenag RI
Kepala Subdit Kelembagaan dan Kerjasama Kementerian Agama RI Dr. H. Thobib Al Asyhari secara virtual Zoom Meeting memberikan arahan bahwa perubahan bentuk dari Institut ke Universitas tidak hanya sekedar berubah nama.
Menurutnya, perubahan itu secara mendasar diwujudkan dengan membangun paradigma pengembangan akademik oleh seluruh sivitas akademika.
“Substansi perubahan itu baik dari aspek kelembagaan, aspek budaya akademik, aspek manajerial keuangan dan sarana prasarana pembelajaran,” ujarnya.
Thobib menekankan beberapa hal agar menjadi perhatian Inaifas menjadi perguruan tinggi yang sehat berkualitas dengan dukungan sistem pembelajaran dan manajemen yang baik.
“Pertama, visi dan misi harus benar-benar menjadi acuan dalam mengembangkan perguruan tinggi. Banyak perguruan tinggi memiliki visi misi yang bagus tapi tak dijadikan acuan sehingga tidak inline dengan program yang dikembangkan,” jelasnya.
Kedua, pengembangan SDM di lingkungan pengelola. “Dosen yang masih S2 segera didorong untuk menjadi S3/doktor melalui support kelembagaan,” ujarnya.
Ketiga, agar Inaifas membangun budaya dan tradisi akademik yang baik. Sebab, perguruan tinggi yang bisa bertahan dan berkembang karena mampu menjaga budaya akademik dengan inovasinya, sebagai pembeda dari PT lain.
“Tradisi akademik yang dimaksud adalah dengan menghidupkan riset, diskusi, seminar, penulisan artikel ilmiah dan jurnal,” urainya.
Keempat, yaitu dengan penyediaan infrastruktur yang memadai. Ia meyakini Inaifas akan terus berkembang dengan potensi jaringan kelembagaan yang dimilikinya.
“Dengan terus membangun networking atau jejaring dengan mitra. Perguruan tinggi Islam akan eksis jika bangun jejaring dengan stakeholder maupun para alumninya,” ujarnya.
Lebih lanjut, dirinya menilai Inaifas sudah memiliki kapasitas yang cukup dalam meningkatkan SDM dengan jumlah tenaga pendidikan tersebut.
Untuk itu dia berharap dan mengajak agar PTKIS tidak hanya sebagai sebagai wadah transfer of knowledge. Namun sebagai kawah candradimuka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Bangun narasi dan paradigma di masyarakat bahwa PTKIS bukan sekedar menjadi alternatif karena tidak diterima di PTN. Tunjukkan bahwa PTKIS sebagai pusat destinasi orang belajar yang aman dan nyaman sehingga PTKIS mampu bersaing dengan perguruan tinggi lain,” tandasnya.