PROGRAM DAI MAHASISWA INAIFAS

Bagikan sekarang

Kang Fathurrohman dan Kang Imron Rosyadi, santri PP. Mabdaul Ma’arif Jombang-Jember, hari ini berangkat ke Kab. Sarolangun Prov. Jambi. Dua mahasiswa INAIFAS ini akan berdakwah mendampingi komunitas Suku Anak Dalam (SAD) di daerah ini selama setahun mendatang. Dahsyat!

Mereka melanjutkan kiprah dakwah dua dai mahasiswa INAIFAS lainnyaz Mas M. Isma’il Jauhari dan Mas Zamroni, yang sudah bertugas hampir setahun di kabupaten ini. Penguatan dakwah di kawasan luar Jawa memang menjadi perhatian KH. A. Sadid Jauhari dan jaringan Hai’ah Asshofwah Almalikiyah, organisasi yang menghimpun para murid Abuya Sayyid Muhammad Alawy al-Maliki.

Dengan program ini, kita semua berharap tidak ada “penumpukan” kader berkualitas di Jawa saja, melainkan terdistribusikan dengan baik di kawasan yang membutuhkan sentuhan dakwah.

Di sisi lain, ini untuk mematahkan anggapan kalau santri hanya “Jago Kandang” saja. Padahal, selain PP. Assunniyah, Kencong Jember, banyak pesantren lain yang sudah mengirimkan guru tugas dan kader dai ke wilayah di luar Jawa. Sebut saja Lirboyo, Tebuireng, Sidogiri, Ploso Al-Hikam Depok, dll.

Hanya saja karena minim publikasi ke luar, pesantren dianggap tidak memiliki sensitivitas dakwah di kawasan luar Jawa, dan NU dianggap memble urusan beginian. Padahal buuuuuanyak santri yang sudah dikirim, dan mereka juga mendirikan TPQ, Madin, dan pesantren di luar “kandang”-nya.

Biasanya kalau ada orang NU sendiri yang bilang “NU dan pesantren kok nggak kayak organisasi lain yang banyak mengirimkan kader dakwah di pelosok luar Jawa?” sembari mencibir kawan sendiri lantas memuji-muji komunitas lain, saya hanya bisa menjawab, “Tolong siapkan sekian juta buat transportasi, saya ajak sampeyan ke pesantren di lokasi-lokasi terpencil luar Jawa yang didirikan para santri. Mau? Tentukan jadwal dan uang transportasinya. Siap?”

“Ketidaktahuanmu atas sesuatu, bukan berarti sesuatu itu tidak ada!”

Paham, kan, sayang?

Pencibir hanya diam. Tersenyum kecut. Ini pentingnya diskusi dan komunikasi dengan sesama anggota Jam’iyyah agar tidak melulu mencibir kawan kawan sendiri yang sudah memulai peranan dakwahnya di pelosok daerah.

*

Kang Imron dan Kang Fathur selama ini juga menjadi abdi ndalem di PP. Mabdaul Ma’arif. Keduanya tidak banyak polah. Telaten. Untuk diterjunkan di wilayah, rasanya sangat tepat. Mentalitas seorang pengajar, ketelatenan seorang dai dan jiwa survivalnya bakal teruji.

Sejak tahun lalu, sesuai arahan KH. A. Sadid Jauhari, Pengasuh PP. Assunniyah Kencong Jember, INAIFAS membuat program Dai Mahasiswa. Hanya saja, baru awal tahun ini terealisasikan. Mereka akan dilibatkan dalam program dakwah di kawasan pelosok, di luar Jawa, atau yang masih minim sentuhan Islamnya.

Program ini akan menjadi program unggulan di kampus INAIFAS. Dalam beberapa bulan mendatang, InsyaAllah INAIFAS akan memberangkatkan dai mahasiswa ke Sorong Papua Barat; Jayapura, Papua; Pulau Sebatik, Kaltara; Kab. Tanah Bumbu, Kalsel; Kab. Kepulauan Anambas, Kepri; dan Bajawa, Flores, NTT. Target, selain berdakwah, juga mengerjakan penelitian berupa skripsi. Jadi, pulang tinggal wisuda saja. Klop!

Sebelum berangkat hari ini, Kang Imron dan Kang Fathur sowan kepada KH. A. Sadid Jauhari, Pengasuh PP. Assunniyah Kencong Jember; para pengasuh PP. Mabdaul Ma’arif Jombang-Jember, Ny. Hj. Erin Muzayyanah, Ny. Hj. Umi Nadziroh, Gus Nizam Masyhuri, Gus Kang Muhammad Irkham, dan Ning Zidni Ilma Emza; serta kepada KH. Syihabuddin Syifa’, Wakil Pengasuh PP. Nurul Haromain Pujon Malang. Meminta doa restu dan ijazah doa agar diberi kemudahan, kelancaran, dan keberkahan dalam berkhidmat. Terimakasih Mas Irfan Faris yang sudah mengantar Kang Imron dan Kang Fathur ke Malang lalu ke Surabaya.

Kang Imron dan Kang Fathur juga membawa buku buku Aswaja dan komik anak titipan dari para sahabat saya: Mas Ach Tirmidzi Munahwan , Gus Ahmad Firdausi , Mas Muhammad Khodafi, Habib Yusuf Al-Kaaf, Mas Akhmad Tanthowi Jauhari, dan baju anak-anak dan komik KKPK pemberian Mbak Flora Ramona. InsyaAllah sangat bermanfaat bagi pengembangan literasi keagamaan dan keceriaan anak anak Suku Anak Dalam.

Atas nama INAIFAS, saya mengucapkan terimakasih kepada Ustadz Umar Farouq selaku pengawal program ini. Beliau dalam beberapa tahun terakhir yang menjadi ujung tombak dakwah Aswaja di berbagai kawasan terdepan Indonesia. Salut dengan upaya ustadz muda dengan cirikhas “Yassalaaaam” ini.

Juga kepada pihak pihak yang siap mendukung program ini ke depannya nanti:

  1. Mas Kiai Dr. Asrorun Ni’am Sholeh , Pengasuh PP. Annahdlah, Depok, Deputi III Kemenpora;
  2. Maskiai Dr. Wendy Suwendy, Kasubdit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kemenag RI.
  3. Kiai Dr. Imam Syafei (Kepala Pusdiklat Kemenag RI, Pengasuh Pesantren PANDAWA Parung Bogor);
  4. Cak Hari Usmayadi Cak Usma, Ketua LTN PBNU sekaligus Koordinator Persaudaraan Profesional Muslim Ahlussunah wal Jamaah (PPM Aswaja);
  5. Wakgus A Afif Amrullah Ketua LAZISNU Jawa Timur;
  6. Mas Miftahus Surur Itak (UMMI Foundation Jawa Timur);
  7. Dermawati asal Surabaya yang enggan disebut namanya;
  8. Gus Zuhairuzzaman, Ketua UPZIS INAIFAS yang telah membiayai rapid tes dan memberi uang saku kepada Kang Imron dan Kang Fathur.

*

Semoga program dakwah INAIFAS KENCONG JEMBER ini diridloi Gusti Allah. Alfatihah

Scroll to Top