Deteksi Dini Kerawanan Sosial Melalui Lokakarya FKDM

Bagikan sekarang

Oleh: Muhammad Syarofi, M.E.

Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur bersama dengan FKDM Provinsi Jawa Timur dan Bangkesbangpol Jember mengadakan Lokakarya Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) di Hotel Aston Jember pada Sabtu hingga Ahad (26-27/11/2022).

Mewakili LPPM Inaifas, Muhammad Syarofi, M.E menjelaskan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) merupakan wadah bagi elemen masyarakat yang dibentuk dalam rangka menjaga dan memelihara kewaspadaan dini masyarakat.

“Melalui forum tersebut diharapkan dapat mendorong terciptanya stabilitas keamanan dengan meningkatkan Fasilitasi Deteksi Dini dan Kerawanan Sosial dan Gangguan Kamtibmas” ungkapnya.

Ketua FKDM Jawa Timur yang di wakili oleh Agus Imantoro S.Sos. M.H. menyampaikan pesan dari Ketua FKDM Jawa Timur bahwa saat ini terdapat beberapa potensi konflik yang terjadi di wilayah Bangkebangpol Jember antara lain masih adanya kelompok syiah yang mengadakan milad Siti Aisyah Azzahra, adanya kelompok pendukung Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, adanya perkembangan forum ideologi garis keras pimpinan Dr. Didik Sulamono, adanya kongres politik dalam pelaksanaan Pilkades dan Pemilu.

“Juga penolakan aktivitas pertambangan PT. Bumi Suksesindo Copper and Gold, adanya perselisihan antar warga dalam pembangunan masjid, adanya sengketa tanah perkebunan perhutani dengan masyarakat, adanya konflik penurunan papan nama salah satu nama organisasi masyarakat, serta adanya konflik antar perguruan pencak silat dan adanya penyalahgunaan narkoba,” terangnya.

Dirinya menambahkan, berbagai masalah konflik yang terjadi di wilayah Bakorwil Jember dengan adanya FKDM dapat terdeteksi secara dini berbagai macam kerawanan dan gangguan kamtibmas.

“Yaitu dengan berbagai macam pandangan yang berbeda-beda, struktur sosial dan beberapa instansi untuk saling bersinergi dalam pemberian informasi masyarakat dengan memetakan potensi kerawanan,” ujarnya.

Sementara itu, AKBP Ria Damayanti dalam sambutan menyampaikan sebuah konflik harus dapat dipetakan melalui strategi pemetaan konflik dan gangguan kamtibmas.

“Mulai dari intoleransi, berita hoax, radikalisme, terorisme, narkotika, hate sppeech, dan cyber war,” jelasnya.

Kegiatan FKDM yang dilaksakan selama dua hari yang diikuti oleh 32 peserta banyak dilakukan dengan FGD (Focus Group Discussion) dengan dibagi menjadi 4 kelompok dari daerah asal masing-masing peserta untuk memetakan berbagai masalah konflik yang berada didaerahnya masing-masing.

Kemudian dilanjutkan dengan langkah-langkah penyelesaian konflik tersebut yang kemudian disampaikan dengan presentasi dari perwakilan masing-masing kelompok, sehingga informasi yang diperoleh dapat dirumuskan bersama oleh panitia FKDM wilayah Jawa Timur untuk disampaikan kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indah Parawansa.

Menanggapi hal itu, Ketua Bangkesbangpol Kabupaten Jember Choirul Anwar, S.H,. M.H. mengatakan penanganan masalah konflik sosial yang terjadi pada 7 Kabupaten/Kota yang perlu diwaspadai adalah permasalahan narkotika yang saat ini mengalami kenaikan karena strees masyarakat adanya Covid 19 dan mengalami penurunan karena adanya pembatasan sosial masyarakat.

“Sehingga hadirnya Lokakarya FKDM mampu membantu pemerintah provinsi dalam menjaring konflik permasalahan yang terjadi di wilayah Jawa Timur,” tandasnya.

Diketahui, kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh Kepala Bangkesbangpol Setapal Kuda, Ketua FKDM Setapal Kuda, Ketua Organisasi Masyarakat NU dan Muhammadiyyah Lumajang, Jember, Bondowoso dan Situbondo.

Selain itu, Ketua BNN Kota Pasuruan dan Lumajang, Direktur TANOKER Jember, LPPM Universitas Jember, LPPM INAIFAS Kencong Jember dan LPPM Universitas Nurul Jadid Probolinggo, LSM Probolinggo, Ketua Gus Durian Bondowoso, Peace Leader Bondowoso, serta Ketua KKBS Banyuwangi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top