Dirjen Pendis Kemenag RI Sebut Kebodohan Adalah Musuh Kita Bersama

Bagikan sekarang

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T. menegaskan perguruan tinggi negeri atau swasta adalah bukan musuh, melainkan musuh terbesar bentuk-bentuk kebodohan.

Penegasan itu disampaikan pada saat ‘Pembinaan Kelembagaan’ di Universitas Al-Falah As-Sunniyyah (UAS) Kencong, Jember pada Ahad (05/02/2023).

“Musuh kita adalah bentuk-bentuk kebodohan. Dan harus kita lawan,” kata pria kelahiran Garut 6 Nopember 1971 ini.

Prof Dhani menjelaskan, Kementerian Agama (Kemenag) RI terus berusaha meningkatkan mutu dan kualitas Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), diantaranya ialah dengan melakukan perubahan bentuk kelembagaan.

“Perkembangan globalisasi dan teknologi informasi akan meningkatkan mobilitas ilmu pengetahuan dan gagasan di seluruh dunia,” ujarnya.

Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Jati Bandung ini menyebut, perubahan bentuk Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyyah (INAIFAS) menjadi Universitas Al-Falah As-Sunniyyah (UAS) merupakan sebuah keniscayaan dan kewajiban yang harus terus dilakukan mengingat tuntutan jaman semakin besar.

“Maka hal ini kemudian tidak hanya dimaknai sekedar berubah kelembagaan namun harus dibarengi dengan niat dan komitmen untuk berubah secara komprehensif,”   tuturnya.

Menurutnya, tidak hanya berubah status, tetapi atmosfer akademik masih jalan di tempat. Komitmen ini harus tertanam di setiap sivitas akademika.

“Momentum ini harus kita syukuri. Dan terdapat perubahan paradigma dan budaya. Memperlebar jangkauan dan pengabdian,” jelas Prof. Ali

Pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) 1996-2000 ini juga menyarankan apabila Universitas Al-Falah As-Sunniyyah ini membuka program studi umum adalah sebuah opsional.

“Apabila membuka prodi umum tetapi harus terintegrasi dengan nilai-nilai keagamaan. Integrasi ilmu agama menjadi bagian penting dalam penambahan prodi umum,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan kultur pesantren yang dimiliki oleh Universitas Al-Falah As-Sunniyyah harus menjadi instrumen dan ciri utama dalam eksistensi kelembagaan.

“Tentu didukung tata kelola, ekosistem dan episentrum yang baik. Serta kita mengajak bersama pemerintah mengembangkan program moderasi beragama. Hal ini sebagai instrumen nilai dalam menjaga kebaikan dan kedamaian Indonesia yang maju dan bermartabat,” tandasnya.

Penulis

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top